Merintis Usaha Cutting Sticker Dari Nol

Sejak awal aku memang lebih suka bekerja untuk diriku sendiri dibanding mengabdi pada atasan di suatu perusahaan. Aku sudah bekerja di beberapa perusahaan tapi tak ada yang berlangsung lama, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Drawing is one of my passion, dan saat itu membuka usaha dalam bidang cutting sticker menjadi hal yang masih asing.

Belum banyak orang yang terlibat terlalu dalam di bisnis advertising, namun kebetulan ada seorang sahabat dekat yang mau memberiku modal untuk membuka usaha tersebut. peluang usaha dan bisnis di awal-awal aku merintis karir memang belum sebooming sekarang. Tapi saat itu aku hanya memiliki modal niat dan keyakinan.

Di awal merintis aku bekerja dengan 2 orang lainnya, yaitu sahabat dan adikku. Sebenarnya saat itu pikiranku masih blank tentang bisnis ini, aku sampai mencari tahu sendiri ke tempat cutting sticker yang sudah terkenal dan mempelajari segala macam cara kerja mesin cutting sticker dan masih banyak lagi yang lainnya. Aku juga belajar desain grafis melalui corel draw, dan lain sebagainya.

Tahukah kamu bahwa omset pertamaku di awal aku membuka usaha tersebut hanya 15 ribu rupiah, tapi aku tak pernah menyerah begitu saja. Aku percaya perusahaan kecil yang dibangun oleh 3 orang ini akan menghasilkan sebuah perusahaan yang mumpuni. Mungkin tidak perlu muluk-muluk untuk menjadi perusahaan besar, tetapi minimal aku bisa konsisten menjalani usaha ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, usahaku ini mulai membawa berita gembira. Ada banyak order yang mulai masuk, sampai sempat kewalahan karena kekurangan orang atau karyawan. Akhirnya aku merekrut beberapa teman yang saat itu masih menganggur, masih kuliah atau baru lulus kuliah tapi belum mendapat pekerjaan.

Ada sekitar 3-4 orang yang saat itu membantuku bekerja, walaupun posisi mereka saat itu masih freelance. Tetapi cukup membantu pekerjaanku yang mengalir terus menerus setiap harinya. Sampai di suatu titik terberat dalam hidupku, sahabatku mendapat pekerjaan sebagai Pegawai Negeri dan memutuskan untuk berhenti menjalankan usaha.

Sama halnya dengan adikku yang juga mendapat pekerjaan baru di salah satu perusahaan Event Organizer. Tinggallah aku sendiri saat itu yang masih belum menyerah untuk menutup usaha tersebut. beberapa teman yang ikut bekerja pun pelan-pelan mundur seiring dengan semakin berkurangnya order.

Tetapi usahaku mulai bertambah sedikit demi sedikit, dari yang hanya cutting sticker saja akhirnya merambah ke yang lainnya yang akhirnya menjadi sebuah advertising. Walaupun masih terbilang kecil-kecilan, dan walaupun saat itu aku bekerja sendirian tetapi usahaku sudah mulai dikenal banyak orang dan jumlah penghasilan bertambah sedikit demi sedikit.

Sejak hari itu usahaku mengalami alur yang naik turun terus menerus, pernah kehilangan tempat karena orang yang memiliki tempat menyewakan tempatnya pada orang lain, sehingga aku pontang panting mencari tempat yang cukup dengan anggaran. Mencari karyawan yang baik dan bekerjanya bagus juga ternyata cukup sulit, orang-orang yang bekerja denganku tak pernah tinggal lama.

Namun Tuhan selalu mengimbangi langkahku dalam membangun usaha tersebut, hingga usahaku semakin bertambah lagi. Jumlah penghasilan pun semakin bertambah seiring dengan jumlah konsumen. Teknologi internet juga sangat membantuku, aku mulai melakukan promosi di berbagai sosial media. Salah satunya twitter yang saat itu sempat ngehits di bagian promo atau jual beli.

Pekerjaanku semakin membludak sampai pernah aku harus tidur di pagi hari dan bekerja kembali di siang hari untuk mengejar deadline dari konsumen. Tak peduli berapa banyak yang kudapatkan dari usaha dan bisnis ini, yang pasti aku sangat bersyukur karena memilih untuk tidak mematikan langkah. Dengan usaha yang kurintis sendiri ini aku bisa mencapai titik hidup yang kuinginkan.

Menjalani usaha itu ternyata bukan butuh modal, tetapi butuh keteguhan hati untuk selalu bertahan di sana saat harus menghadapi segala hal yang buruk. Ada banyak sekali resiko yang harus ditelan pahit-pahit dalam menjalankan usaha, dan itu tidak mudah. Apalagi untuk resiko yang berhubungan dengan kerugian uang.

Tapi aku selalu yakin dan percaya bahwa Tuhan akan selalu mengganti dengan yang lebih baik. Aku hanya butuh percaya.