Pengalaman Ikut Kepanitiaan : Organisasi Itu Seru!

Aku bukanlah tipe orang ynag suka bicara di depan umum dan juga bukan orang yang gampang untuk berteman dengan orang lain, namun bukan berarti aku ansos dan tidak mau bersosialisasi. Sejak SMP aku suka ikut organisasi, bahkan aku hampir mengikuti semua ekskul di sekolah. Aku terinspirasi oleh seorang kakak tingkat yang cerdas dan energik.

Dalam benakku, dia aja bisa kenapa aku nggak? Sejak saat itu aku mulai membuka diri untuk mendaftar kepanitiaan dan berusaha membuang diriku yang pemalu, walaupun pada kenyataannya aku masih kesulitan bersosialisasi.

Usaha tidak pernah menghianati hasil, aku diterima sebagai salah satu panitia Masa Orientasi Siswa dimana aku harus vokal untuk beraspirasi. Aku merasa tertantang ketika dihadapkan dengan sesuatu yang membuat diriku lemah, sehingga seluruh tubuhku akan berusaha mengalahkan kelemahan tersebut.

Saat SMA aku bergabung dengan beberapa organisasi, salah satu organisasi tersebut mengharuskan aku menjadi orang yang kuat baik secara fisik maupun mental. Dari sini muncul keinginanku untuk memberontak diri sendiri menjadi seseorang yang baru, lebih terbuka terhadap orang lain dan mau berusaha untuk lebih percaya dengan diri sendiri.

Untuk memulai hari baru, aku mengikuti kepanitiaan dalam event kecil yang membutuhkan sedikit kontak dengan orang lain di luar organisasi seperti guru dan kakak tingkat.

Harapan pertama yang aku inginkan yaitu memiliki pengalaman dan ikut menyukseskan jalannya acara. Kepanitiaan setelah itu aku ditunjuk menjadi divisi penyusun acara. Disini kau belajar untuk berkoordinasi dengan anggota divisi yang lain, aku harus menguasai acara dan siap untuk menjelaskan kepada orang luar. Ternyata kemampuanku tidak seburuk seperti apa yang aku pikirkan.

Sedikit cerita, aku adalah orang yang sering menilai diriku lebih rendah dari orang lain, kadang aku merasa aku adalah orang yang tidak berguna karena tidak mampu mengerjakan apapun dengan baik.

Sekarang aku lebih terbuka dibandingkan masa SMP, banyak teman teman yang mengulurkan tangan dan memberikan motivasi. Bagi kalian yang juga merasa demikian, cobalah untuk lebih percaya diri bahwa setiap manusia diciptakan dengan berbagai sifat serta kemampuan, belum tentu orang lain berasumsi sama dengan asumsi yang kalian yakini, jadi ketika hidup tidak memberikan ruang untuk kalian, maka kalianlah yang harus menciptakan kehidupan.

Setelah lulus SMA, aku memasuki dunia perkuliahan yang sangat berbeda dengan dunia sekolah. Kita dituntut menjadi manusia dewasa yang mandiri, disini aku masih merasa ada satu hal yang belum aku capai, yaitu bersosialisasi dengan orang lain, mencoba beraspirasi dan mengembangkan ide ide dikepala. Aku mencoba mengikuti beberapa organisasi yang harus melewati sistem seleksi.

Rangkaian seleksi berjalan hingga akhirnya aku diterima. Awalnya aku tidak yakin karena mereka memilih aku yang menurutku banyak kekurangannya (lagi lagi aku merasa rendah diri) tapi ada seseorang yang mengerti sifatku tanpa aku mengatakannya. Dia membimbing aku dan teman temanku yang lain dari awal sehingga kami mengerti bagaimana caranya berorganisasi. Hingga sekarang alhamdulillah aku bisa bertahan dengan dukungan teman teman.

Hal baru yang aku dapatkan saat berorganisasi di perkuliahan adalah komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Dengan adanya komunikasi aku menjadi semakin dekat dengan anggota yang lain dan aku juga diajarkan untuk berkomunikasi dengan dosen. Awlnya takut karena belum mengerti tatacara membuka topik. Lama kelamaan aku terbiasa dan mulai percaya diri ketika berbicara mengutarakan pendapatku.

Kepanitiaan terbesar yang aku jalani yaitu kepanitiaan lomba, jadi organisasiku mendapatkan kepercayaan dari pusat untuk menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diperuntukkan bagi mahasisa seluruh Indonesia. Aku berusaha untuk menjadi bagian dari kepanitiaan tersebut, dengan usaha dan kerjasama yang solid serta jam tidur yang rusak karena harus begadang selama dua hari, akhirnya acara tersebut terselenggara dengan baik, walaupun banyak kendala yang datang.

Dilain sisi aku dipercaya menjadi salah satu ketua divisi dalam organisasi keagamaan, aku merasa belum pantas menjadi seorang pemimpin karena aku sendiri pun masih belajar dan ilmu yang aku punya masih dibawah standar. Dalam suatu kesempatan aku dipertemukan dengan orang orang yang merubah pandangan itu. Mereka berkata bahwa inilah saatnya untuk aku berkembang, menjadi orang yang berguna untuk orang lain.

Apabila kalian merasa takut untuk mencoba seuatu, lawanlah rasa takut itu karena ketika kalian tidak melakukan apapun karena lebih baik gagal daripada tidak pernah sama sekali mencoba untuk sukses.