Pengalaman Kerja Part Time Mengobras Baju

Sedikit sharing tentang kerja part time, kalian pasti pernah merasa pengen meringankan beban orang tua. Dari matahari mau terbit sampe mau terbit lagi mereka banting tulang buat mencukupi kebutuhan hidup. Dilain sisi banyak orang yang bilang bahwa hasil keringat sendiri terasa lebih nikmat daripada terus meminta dari orang tua, ada kebanggaan tersendiri ketika kamu bisa membeli barang yang kamu pengen tanpa merengek ke orang tua.

Aku belajar membangun niat untuk membantu orang tua yang bisa dilakukan tanpa mengganggu jam belajar. Yah, walaupun hasilnya tak seberapa tapi udah membuat aku senang. Aku berusaha mencari lowongan kerja yang dapat ku ambil, namun kebanyakan tidak cocok dengan pribadiku yang pemalu karena lowongan yang aku dapatkan adalah pramuniaga di toko (aku tidak mengambil pekerjaan ini karena dirumah juga ada toko). Kemudian aku berfikir untuk membuka bisnis kecil dengan menjual kue atau menjual suatu produk secara online, tapi butuh banyak biaya yang belum pasti bisa balik.

Waktu kecil, ibuku berprofesi sebagai buruh di konveksi tetangga, sedikit demi sedikit aku juga belajar cara menjahit dan mengobras pakaian. Lalu kau kepikiran buat ambil kerjaan ditempat konveksi tetanggaku. Karena aku ga terlalu ahli dalam dunia tekstil, aku bantu hal hal yang aku bisa seperti mengobras, neci, dan pasang kancing baju.

Awalnya terasa berat mengobras 100 baju dalam sehari, tapi lama lama jadi terbiasa. Seminggu aku bisa menerima sekitar 200 ribu rupiah, walau terbilang kecil, tapi aku seneng bisa menabung dengan jerih payah sendiri, aku juga bisa merasakan susahnya mencari uang sehingga sampe sekarang aku merasa bersalah ketika tidak bijak menggunakan uang, terutama kuliah (orang tua susah payah cari uang tapi kita males malesan buat masuk kuliah).

Sedikit cerita waktu aku masih SMA, jadi keinginan untuk membantu orang tua udah muncul saat aku SMA. Saat itu karena jadwal masih full dan harus mengerjakan tugas setiap hari, aku tidak bisa mengambil kerja part time, namun aku ga kehabisan akal dan mencoba untuk mulai bisnis disekolah.

Bisnis ini dimulai dari kebiasaanku yang suka bawa makanan ke sekolah, makanan yang aku baa tidak ada yang jual dikantin, jadi temen temen sekelas sering request untuk dibawakan. Dari awal Cuma justip, lalu aku inisiatif buat membawa beberapa jenis makanan lain seperti pisang karamel dan bakso goreng.

Bakso goreng menduduki peringkat pertama permintaan konsumen. Pertama aku membawa sepuluh tusuk, berkembang jadi duapuluh tusuk, dan akhirnya jadi 50 tusuk perhari. Setelah kenaikan kelas, ada pengacakan kelas dan penggolongan peminatan, aku dan temen temenku terpisah di semua kelas. Tapi walaupun beda kelas, mereka tetap meminta aku buat jualan, dari sinilah bakso gorengku jadi terkenal, permintaan meningkat sampe pernah aku bawa 200 tusuk bakso ke sekolah.

Hasilnya lumayan, aku bisa mengantongi 500 ribu dalam seminggu, tapi ada beberapa kendala yang membuatku sedikit takut, guru guru yang mengajar di sekolah tidak tahu kalo aku jualan bakso disekolah, waktu itu sempat ada guru yang berkomentar tentang bau ruang kelas yang kayak kantin wkwk.

Tapi untungnya aku ga kena marah, selanjutnya aku berfikir untuk menitipkan bakso di kantin, jadi aku tidak repot untuk melayani orang orang yang menyita jam istirahatku. Tapi belum sempat aku memulai, produsen bakso langgananku tidak mau menerima pesanan dariku dengan beribu alasan. Apa boleh buat, aku tidak lagi berjualan sejak saat itu.

Saat kuliah, banyak kesibukan yang aku ambil agar banyak pengalaman yang bisa aku ambil, tapi lama kelamaan rasa jenuh menghampiri. Banyak teman teman yang sudah mandiri dan dapat menghasilkan uang sendiri, hal ini memotivasi aku untuk mencari kesibukan yang menghasilkan uang namun tanpa mengganggu aktivitasku sehari hari.

Banyak tawaran kerja di cafe atau mall tapi pekerjaan itu banyak menyita waktuku untuk mengerjakan tugas yang lain. Kemudian aku menemukan lowongan pekerjaan menjadi penulis isi artikel untuk blog, akhirnya aku mengambil pekerjaan ini karena waktu dan tempat kerjanya fleksibel sehingga aku dapat menyesuaikan dengan jadwalku.

Apapun pekerjaan yang kalian ambil, kerjakanlah dengan sepenuh hati. Dengan demikian kalian akan merasa lebih ringan untuk mengerjakannya.