Pengalaman Seorang Pemalu Daftar Jadi Asisten Dosen

Waktu kuliah, jalan hidup yang kita pilih sering jadi pembicaraan yang tak pernah berujung. Bila kita pengen menguasai semua bidang, maka kita ga akan pernah ahli dalam bidang apapun. Kata kata itu pernah menjadi satu motivasiku untuk mengambil keputusan besar. Pilihan mendaftar jadi asdos bukanlah hal yang gampang ditentukan, banyak tanggung jawab yang menanti dan akan banyak waktu yang tersita untuk urusan kampus. Tapi bagaimana menurut kalian cara terbaik untuk berkembang?

Menurutku manusia memang benar benar makhluk yang lemah dan ga bisa berdiri sendiri, butuh bahu orang lain untuk kita berdiri. Dengan adanya kontak sosial, semua pemikiran yang ada dalam diri kita dapat terekspresikan. Dunia kampus memang berbeda dengan dunia sekolah, kita harus mandiri dan berani mengambil keputusan untuk diri kita sendiri. Salah satu jalan untuk memperluas urusan sosial yang ga akan ganggu waktu belajar adalah menjadi asisten dosen.

Pada awalnya aku cuman pengen menyalurkan keinginan buat berbagi ilmu yang aku punya dengan prinsip Ilmu akan tumbuh ketika dia disebarkan dan akan mati ketika disimpan sendiri. Banyak keuntungan yang bakal didapatkan, yang pertama kalian akan mendapatkan relasi baik dari sesama asisten maupun dari dosen sendiri. Jika kalian banyak relasi maka dijamin kehidupan kuliah kalian ga bakal sepi alias sibuk wahaha. Dibalik itu semua kamu pasti dapetin pengalaman, contohnya aku diajakin temen temen buat paper atau jurnal penelitian.

Kedua, kalian bisa memperluas wawasan dan juga dapat memperdalam mata kuliah yang diampu. Aku yang biasanya males malesan baca buku jadi mau ga mau harus baca, jadi secara tidak langsung aku belajar lebih banyak dari biasanya hehe.

Ketika kamu menemukan sesuatu yang baru di sebuah buku, kamu bisa menghidupkan forum asdos sebagai ajang diskusi, disana kalian akan saling bertukar pikiran dan mendapatkan lebih banyak sudut pandang dari teman teman yang lain, lalu pada saat kalian semua stuck ga ada jalan keluar, kalian bisa nanya dosen tentang hal baru itu.

Ketiga, kamu bisa nambah uang saku dengan usahamu sendiri. Jadi awalnya aku ga tau sih kalo misalkan jadi asdos bakalan dapet uang saku hehe, awalnya aku bener bener murni kepengen ngembangin softskill buat ngomong didepan umum, tapi ya alhamdulillah ya rejeki anak soleh, pas di akhir periode, dikasih uang saku.

Awal aku memutuskan daftar jadi asdos rasanya takut dan bimbang karena aku sadar dengan semua kekurangan yang aku miliki aku ga bakal bisa diterima. Aku orangnya tertutup, pemalu, jarang ngomong, grogian dan suka mati kutu kalo lagi jadi pusat perhatian.

Tapi karena tekad yang bulat akhirnya aku keluar dari zona nyamanku, aku lolos ditahap awal seleksi berkas dan masuk ke tahap kedua yaitu tes presentasi. Jadi tes ini setiap orang punya pasangannya masing masing, kita disuruh membuat poster yang akan dipresentasikan dan alhamdulillahnya aku lolos.

Tes selanjutnya adalah tes yang membuat aku jadi stress karena aku harus ngajar didepan adek kelas. Aku takut kalo aku salah dalam menyalurkan materi ditambah grogi bakalan jadi pusat perhatian. Alhasil, dengan semua tekad bulat dan dorongan motivasi aku bisa melewatinya.

Aku lolos tes dan lanjut ke tas lapangan (ini karena aku kuliah di jurusan yang banyak lapangannya makanya ada tes lapangan juga). Setelah itu adalah tes wawancara akhir dimana aku harus bener bener mempersembahkan yang terbaik.