Pengalaman Melamar Kerja Menjadi Seorang Pramugari

Ketika baru saja lulus SMU dan masih belum tahu akan meneruskan kuliah di mana dan jurusan apa, sempat terpikirkan olehku ingin menjadi seorang pramugari. Dengan bentuk tubuh yang cukup proporsional, berat badan serta tinggi badan yang tidak terlalu pendek rasanya cukup menjadi modal awal untuk melamar menjadi seorang pramugari.

Kemudian aku sempat browsing di beberapa web lowongan pekerjaan yang masih seadanya saat itu, karena belum banyak lowongan pekerjaan yang dipublikasikan di internet. Tak sengaja mataku mendarat di lowongan pekerjaan salah satu maskapai penerbangan, yang cukup terkenal yaitu lion air. Ternyata tak harus menjadi diploma atau sarjan terlebih dahulu, lulusan SMA pun bisa.

Akhirnya dengan niat yang cukup mantap aku pun menyiapkan beberapa dokumen yang diperlukan, untuk mendaftar pramugari tersebut. karena lokasinya di Jakarta maka aku pun meluncur dari Bandung ke Jakarta, ditemani oleh kakak perempuanku. Saat itu penerimaan diadakan di daerah Jakarta Pusat, aku memiliki saudara yang tinggal di Jakarta Timur.

Sehingga dari Jakarta Timur ke Pusat bisa naik angkutan umum plus Busway, untungnya rutenya cukup aman untuk aku yang jarang bepergian di Kota Jakarta. Sesampainya di sana aku sempat kaget bin tercengang, wow ternyata para gadis yang juga melamar menjadi pramugari di sana cantik-cantik dan tingginya nggak sopan alias tinggi banget. Aku merasa seperti kurcaci di antara para putri.

Padahal saat itu aku sudah menggunakan sepatu high heels dengan ukuran 5 CM, tapi masih berasa pendek dan belum cukup. Bukan Cuma cantik tapi para pelamar itu juga punya kulit yang mulus dengan kaki yang jenjang, seolah belum cukup penderitaanku di situ yang membandingkan diri dengan para perempuan itu badan mereka juga langsing singset menawan.

Tapi apa daya aku sudah terlanjur berada di sana, jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta. Jumlah pelamar yang bersamaan waktunya denganku saat itu ada sekitar 80-100 orang (perkiraan saja). Langkah awal dilakukan dengan mengisi form aplikasi lamaran, lalu dikumpulkan. Kami dibagi menjadi 2 antrian, kemudian diukur deh itu tinggi badannya. Lemesss seketika, aku pasti kalah.

Waktu diukur tinggi badan itu ternyata tinggi badanku Cuma sekitar 159 sekian. Sedangkan berat badan sudah mencapai 50 kg, kurang profesional emang. Setelah itu peserta pelamar diperkecil menjadi sekitar 50 orang, kemudian kami melakukan tes berikutnya yaitu mengenai performance. Yang masuk ke dalam ruangan dibagi lagi menjadi 5 orang.

Tes fisik kembali dilakukan, aku harus merentangkan tangan dari depan, samping, lalu ke atas. Maksudnya buat ngeliat apakah ada bekas luka yang gak enak dilihat di badanku. Setelah itu aku disuruh nyengir, dan terlihatlah barisan gigi yang belum rapi saat itu. Karena memang aku belum sempat pake kawat gigi, dan sebelum pake behel gigiku memang berantakan banget.

Mas-mas yang memeriksa gigiku sempat ikutan nyengir melihat gigiku yang berantakan. Setelah tes fisik, masuklah ke sesi pertanyaan tentang diri dan mengapa ingin menjadi seorang pramugari tetapi dalam bahasa inggris. Setelah itu masuk ke sesi ilmu pengetahuan tentang sejarah lion air, ada sih beberapa yang aku hapal walaupun gak semua.

Masih ada banyak pertanyaan lainnya yang dilontarkan, over all aku bisa menjawabnya walaupun gak sempurna dan gak semua bisa dijawab. Tes baru selesai di malam hari dan rasanya melelahkan, esok paginya aku harus menjalani tes kembali seperti psikotes, dan beberapa tes ilmu pengetahuan seperti pelajaran matematika, bahasa inggris, tes memotret, menggambar dan sebagainya.

Setelah itu pihak dari lion air memberi tahu bahwa nanti mereka akan langsung memberi kabar via SMS atas diterima atau tidaknya seluruh pelamar sekitar 3-4 minggu kemudian. Wow ternyata aku harus menunggu selama itu untuk sebuah kepastian menjadi seorang pramugari. Aku deg-degan setiap hari setiap kali lihat handphone.

Antara berharap dan menyerah, begitu terus setiap saat. Sambil menunggu keputusan dari pihak lion air aku pun mendaftar ke beberapa universitas negeri di Bandung. Ternyata sampai hari ini tiba memang tidak ada kabar dari pihak lion air. Sedih dan kecewa sih, tapi mungkin memang bukan rezeki dan aku harus masuk kuliah terlebih dahulu.