Pengalaman Pertama Naik Kendaraan Umum

Pengalamanku naik kendaraan umum untuk yang pertama kalinya bukan hal yang patut dibanggakan dan bisa dibilang kalo aku ini bodoh hehe, mungkin karena aku lebih sering dan suka bepergian dengan sepeda motor kemana mana, aku masih awan banget masalah kendaraan umum.

Waktu itu aku dalam keadaan sakit jadi aku disuruh orang tua buat balik ke kampung halaman naik kereta prameks jogja – solo. Aku yang berprinsip bisa jadi mandiri berharap bisa sampai di tujuan tanpa bantuan orang lain jadi aku memberanikan diri berangkat ke stasiun dianter temen yang kebetulan rumahnya searah dengan stasiun.

Di stasiun aku pesen tiket untuk keberangkatan pukul 5 sore dan ternyata HABIS, alhasil aku harus menunggu di stasiun sampe jam 8 malam. kesalahan pertamaku adalah aku terlalu bersemangat untuk pulang sehingga tidak berfikir untuk mengecek ulang jadwal keberangkatan kereta.

Setelah mendapatkan tiket, aku agak sedikit bingung karena ada tulisan tanpa tempat duduk di tiketku, tapi karena aku pemalu dan ga mau kelihatan awam, jadi aku diem aja (kata orang jangan sampe kamu keliatan bodoh ditempat umum karena bisa jadi kamu jadi inceran orang jahat wkwk).

Setelah beberapa observasi melirik tiket orang lain, ternyata memang semua tiket bertuliskan tanpa tempat duduk. Sampe keretaku hampir datang, aku pindah ke ruang tunggu seberang dan aku bersyukur karena aku ketemu temen sekelas yang ternyata stasiun tujuan kita sama, jadi aku bisa sedikit ngerasa aman hehe.

Pengalaman keduaku naik kereta terjadi saat aku lagi capek dan lagi mager naik motor. Karena saat itu aku juga penasaran pengen nyobain naik Trans Jogja, aku browsing sama tanya tanya ke temen yang pernah naik TJ. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, aku langsung menuju ke halte terdekat dan memesan tiket ke arah stasiun. Karena senengnya pertama kali naik TJ yang ternyata nyaman banget.

Fasilitas dan pelayanan kendaraan umum ini juga tidak seburuk bayanganku. Ruang yang bersih dan wangi ditambah pelayanan yang baik menambah kebahagiaanku untuk memilih pulang dengan kendaraan umum. Semula aku beranggapan bahwa naik kendaraan umum akan memakan waktu yang lebih lama, namun ternyata lebih cepat dengan rute yang benar.

Pertama kali aku ngerasain naik kendaraan umum bangga banget karena aku udah sedikit berperan untuk mengurangi polusi dan kemacetan. Seperti biasa, ketika aku lagi bingung atau kepikiran sesuatu, pasti aku menemukan jawaban lewat postingan orang di media sosial. Waktu itu aku menemukan artikel tentang ruang dijalan yang dapat kita pake apabila semua orang naik kendaraan umum, kita ga perlu menunggu sampe dua kali lampu hijau baru bisa jalan, jadi kemacetan dapat dihindari dengan kendaraan umum.

Bagi kalian yang mau naik kendaraan umum pastikan kalian cek jadwal keberangkatan dan pastikan kalian sampe di stasiun atau halte tepat sebelum jadwal keberangkatan. Naik kendaraan umum sangatlah disiplin waktu karena menyangkut kepentingan orang banyak. Pernah waktu itu aku salah naik bis sehingga rute yang ku tempuh harus memutar. Ketika sudah sampai di stasiun, keretaku sudah berangkat dua menit sebelum aku sampai. Sedih rasanya, setelah itu aku memutuskan untuk pulang naik bis umum.

Pengalaman naik bis ini juga pertama kalinya aku alami. Orang rumah menyarankan aku untuk memilih bis besar antar provinsi, tapi bis yang dimaksud tak kunjung datang, jadi aku naik bis kota yang lumayan padat penumpangnya. Di dalam bus aku kepanasan karena memang tidak ber AC dan rute yang diambil tidak sesuai dugaanku. Bis yang aku tumpangi berjalan menyusuri sudut sudut kota hingga ke jalan jalan di pelosok, sampai 3 jam aku duduk di dalam bus akhirnya aku mengerti mengapa orang orang menyarankan untuk memilih bis besar yang ber AC.

Ke esokan harinya ketika aku mau balik ke jogja, aku diantar oleh paman di terminal. Setelah beberapa menit menunggu, aku menemukan bis besar antar provinsi tujuan Jogja. Setelah naik, aku merasakan perbedaan antara bis AC dan bis kota yang kemarin aku tumpangi. Saat perjalanan kalian jangan takut untuk bertanya apabila tidak hafal dengan rute yang biasa dilewati supaya dapat sampai di tujuan yang dimaksud.